More

    Memang Singkat. Tapi Ternyata Cukup Lama Untuk Meninggalkan Luka Sekali Lagi di Hatiku

    27 April 2015, Pagi.

    Terbangun mengecek jam di hp, jam 5 lebih.

    Terlihat ada message BBM yang masuk. Pesan dr seseorang yg tidak terduga – dari lelaki yg pernah bangun hubungan bersama denganku selama kurang lebih 8 tahun.

    “Apakah kita masih bisa kembali bersama?”

    Kurang lebih seperti itu inti pesannya.

    Hari itu hari terakhir liburan di Malaysia bersama dengan salah satu temanku. Pulsa sudah hampir habis dan karena saya ga mau sampe ada salah paham seolah-olah saya tidak menghiraukan pesannya, pagi-pagi saya buru-buru keluar mencari tempat isi pulsa seperjalanan ke tempat menunggu bus pulang ke Singapore.

    Terkadang kita memang senang ngobrol bersama lewat BBM atau Whatsapp dan terkadang kita bertemu ketika saya pulang ke Jakarta. Kita sharing masalah hidup, pelayanan dan gereja. Tapi semua cuma sebatas teman karena kita masing-masing sudah pernah berniat untuk kembali bersama beberapa tahun yang lalu, namun tidak pernah terjadi karena satu dan lain hal. Saya sudah membatasi diri untuk tidak memiliki perasaan atau hubungan lebih dari seorang teman sejak itu.

    Namun, ketika saya menerima pesan itu, rasanya semua kenangan-kenangan lama dan perasaan tiba-tiba tumbuh kembali. Semua terasa positif.

    Saya bahagia.


    Saat itu, saya berpikir ini mungkin kesempatan buat kita berdua untuk memupuk kembali hubungan yang telah lalu. Saya memberi kesempatan sekali lagi untuknya.

    Saya bahagia memikirkan kalau kita akan saling berbagi hidup lebih jauh mulai saat itu. Semua serasa terjadi pada saat yg tepat karena saya sedang merencanakan untuk pulang menetap di Indonesia. Semua baik-baik dan manis..terlalu indah..sampai saya sendiri rasanya tidak percaya kalo semua itu nyata. Semua serasa kembali seperti dulu…5 tahun lalu…bukan..8 tahun lalu..ketika dia bilang mau menikahiku untuk pertama kalinya..

    Seusai trip ke Jogja akhir April kemarin…saya masih ga percaya kalo orang yang pernah aku sayang selama ini..yang aku masih setengah percaya bahwa dia serius untuk menikahiku….benar-benar menjemputku..dan mengijinkan aku untuk tinggal di rumahnya. Kata-kata ga bisa mengungkapkan rasa bahagia itu..

    Bangun pagi..melihat dia tidur (di ruang tamu), sarapan bersama..menunggu dia pulang kerja sambil saya menyelesaikan pekerjaan saya..Bertemu dan ngobrol dgn mamanya..menjadi bagian dalam hidupnya..memasak di rumahnya..melewatkan waktu-waktu senggangnya bersama..semua manis dan baik adanya..

    Bisa dekat kembali dengannya seperti ini..dgn hubungan khusus seperti ini..memikirkan bakal membangun hidup bersama..menghabiskan waktu bersama..melayani bersama..bisa mendengar dia cerita dan tertawa..bisa saling menjaga…saya benar-benar bahagia..

    Demi membangun hubungan yang baik, saya menyetujui untuk mengurangi kegiatan di alam. Demi hubungan kita yg lebih baik, aku setuju untuk mengurangi main-main ke laut supaya kulit tidak makin hitam. Saya mulai menata diri..Bahkan saat mempersiapkan rencana untuk menetap di indonesia, saya memikirkan semua dengan ada dia di dalam rencanaku.

    Ketika memikirkan untuk membeli apartmen..saya memikirkan ini bakal jadi rumah mungil untuk kita berdua..kita bakal bangun usaha bersama..menabung..dan membeli rumah lebih besar dengan kamar khusus buat musik – seperti impiannya.

    Cuma..memang ternyata..akhirnya memang ga seindah yang saya bayangkan..memang semunya cuma mimpi..setelah beberapa waktu.semuanya..makin luntur..saya selalu berbahagia setiap kali melihat dia muncul di depanku..semua pekerjaan di tanganku aku akan tinggalkan hanya supaya kita ada waktu bersama. Namun ternyata dia tidak demikian..

    Terkadang saya merasa direndahkan..
    Terkadang saya merasa ditertawakan..
    Terkadang saya merasa hanya jadi beban..
    Semua itu begitu terasa…mungkin semua itu tanpa disadarinya terekspresikan lewat ucapannya..

    Hari makin hari..semua makin dingin..
    Sebulan berlalu..kehangatan mulai berkurang..
    Mungkin tanpa dia sadari..tetapi saya merasakan..
    Sampai ketika dia mengatakan kalo dia tidak ada perasaan denganku..

    Aku..
    Tidak..
    Bisa..
    Berkata..
    Apa-apa..

    Hatiku hancur..
    Remuk..

    Walaupun demikian..saya masih mencoba untuk memberi waktu buat kita berdua..

    Sampai ketika saya pulang untuk merayakan ultahnya sekaligus mengurus KTP baru saya…ntah kenapa merasa perih hati..rasanya bakal benar-benar berakhir..ntah kenapa..pulang dengan perasaan berat…saya cuma berpikir…kalo saya tidak pulang kali ini…tidak akan ada kesempatan lagi..Tidak akan ad kesempatan lagi buat merayakan ultahnya bersama..

    Saya ingin berusaha bertahan dan berbahagia dgn dia, namun seolah-olah semua dilakukannya hanya karena perasaan bersalah dan kasihan yang ada. Hanya Tuhan yg tahu kondisi hatiku saat itu yang sebenarnya..Pedih dan air mata beberapa malam sebelum tidur. Saya hanya bisa menangis di kamar.

    Saya berusaha tampil lebih rapi..karena mungkin ga ad kesempatan lagi untuk bisa tampil lebih baik di depannya..

    Sibuk dengan pekerjaan, rambut belum sempat diurus..masih berantakan..namun saya berusaha tetap tampil serapi mungkin..

    Saya pulang begitu saja..dengan hadiah ulang tahunnya di tasku..
    Kalo saya ga kasih sekarang..nanti ga ad kesempatan lagi..
    Mengajak makan bareng..biar ada waktu berdua..
    Badan panas..meriang..tapi kalo saya pilih istirahat..Nanti ga ada kesempatan lagi..
    Kalo saya tidak memeluknya ketika berpisah di bandara..
    Saya tau tidak akan ada kesempatan lagi..

    Kalo saya tidak berusaha menyayangi dia dengan semaksimal mungkin..memberitahu tahu kalo saya sayang dia..saya tau saya tidak akan bisa lagi..
    Bisa meliat wajahnya sedekat ini..ngobrol sedekat ini…Kalo saya tidak melihatnya dengan jelas sekarang…nanti ga ada kesempatan lagi…
    Semua..perlahan2 terbukti…semua makin pudar..
    Keberadaanku sudah makin ga berarti..

    Dalam hati ini saya tidak bisa mengerti..Kenapa saya diperlakukan demikian..
    Apa salahku..
    Saya tidak pernah menyakitinya..
    Kenapa dia tega..

    Saya cuma mengerti..
    Saya tidak cantik
    Secara fisik tidak menarik
    Secara prestasi, tidak ada yang menonjol..

    Tapi saya tetaplah wanita..
    Pantas dihargai..
    Pantas disayangi..

    Mulai terasa..terlihat..semua kebahagiaan semakin menjauh..semua rencana masa depan kita berdua..mulai sirna…semua harapan akan hubungan ini..dihancurkan begitu saja..

    Kasihan..merasa bersalah…maaf…kata-kata itu..hanya kata-kata itu yang terucap olehnya..

    Memang saatnya aku melepaskan..sudah…
    Tidak ada gunanya berjuang lagi..
    Persetujuan dari keluarga menjadi sia-sia..
    Dia pergi dariku..
    Mengingkari janjinya kepadaku dan keluargaku..
    Seperti dulu..
    Untuk kedua kalinya..
    Kondisi yg sama..

    Di saat aku sedang benar-benar membutuhkan dukungan..dia pergi..sekali lagi dia membuatku terluka..
    Mungkin memang..
    Saya terlalu bodoh..
    Dikecewakan sekali lagi..
    Dan sekali lagi..
    Memang dia baik..tapi saya seharusnya sudah mengerti..
    Kalo dia tidak mau memperjuangkanku..itu bukti dia tidak benar-benar menyayangiku..

    Saya tidak cantik
    Secara fisik tidak menarik
    Secara prestasi, tidak ada yang menonjol..
    Dan mungkin saya bodoh soal ini..
    Tapi saya tetaplah wanita..
    Pantas dihargai..
    Pantas disayangi..
    Pantas diperjuangkan..

    Saya sudah sungguh-sungguh memperjuangkan hubungan kita dan menerima dia apa adanya..Saya menerima dengan pikiran jernih, mengerti kelebihan dan kekurangannya.

    Tgl 20 Juli, secara tidak sengaja saya mengetahui kalau dia sudah bangun hubungan baru dengan wanita lain dan sudah merencanakan pernikahan..
    Semua sudah berakhir memang, tapi hati ini masih merasa tersayat.
    Malam itu juga saya mengirimkan pesan ucapan selamat buat hubungan barunya..sudah selesai..semua sudah selesai..

    Perasaan sayang berubah menjadi sedikit rasa muak..Tidak pernah saya menyangka kalo saya bakal ada perasaan seperti ini..Tapi sayangnya..saya tetap tidak bisa membencinya..

    Saya tetap berharap dia akan menjadi lebih baik setiap hari…Setiap hari bahagia..
    Menemukan kebahagiaannya dengan wanita yang sudah dipilihnya..

    Tanggal 27 April sampai tanggal 27 Juni, itu memang bukan waktu yg lama..
    Tapi ternyata cukup lama untuk menambahkan satu luka sayatan di atas luka yang lama.

    Andaikan saja dia tidak pernah mengirimkan pesan itu, saya tidak perlu lagi berada di situasi yang sama. Dan sekarang saya hanya bisa menunggu sampai luka ini kembali pulih.


    Tulisan in saya tulis ketika saya sedang berada di Flores, NTT. Ketika melihat bintang yang indah di langit di atas kapal, saya tiba-tiba teringat dengan pembicaraan kita kalo kita akan keliling Indonesia bersama satu hari nanti. Saya menangis saat teringat semua itu. Memang semua sudah berlalu, tapi luka ini masih terasa. Saya menumpahkan semua ini dalam bentuk tulisan supaya tidak ada lagi yang tersisa di hatiku dan tidak ada lagi yang tersembunyi. Tidak ada lagi beban di hatiku. Semuanya akan baik-baik saja. Saya akan baik-baik saja.

    Dan buat kalian yang membaca kisahku, barangkali bisa belajar sesuatu dari pengalamanku.

    3 COMMENTS

    1. sabar kak TC, ak pernah merasakan hal yang sama persis. hehehe. but show must go on. you never know how strong you are until being strong is the only choice you have. 😀
      hang on there. You will met someone will fight for you. 😀 Semangat kak! 😀

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    peekholidays- 36 months weather

    Let me find you!

    I won't spam. Promise. As I hate spams, too!
    2,331FansLike
    1,410FollowersFollow
    540FollowersFollow
    257SubscribersSubscribe

    Let's Explore Together!

    From wildlife encounters, underwater, and mountain, to cultural festivals. If this sounds like something you want to do, join us on a tour for the adventure of a lifetime!

    You May Also Like